Berdiri Sejak 1968, Ternyata Ini Kunci Pabrik Kopi Cap 1 Bisa Bertahan Hingga Sekarang

Irwan
Berdiri Sejak 1968, Ternyata Ini Kunci Pabrik Kopi Cap 1 Bisa Bertahan Hingga Sekarang
Yoyon, Pemilik Pabrik Kopi Cap 1 sedang menyangrai biji kopi di Pabriknya. Foto: Irwan

SUNGAILIAT, BABELREVIEW.CO.ID – Bagi pecinta kopi di Bangka, khususnya di Sungailiat tak asing lagi dengan Kopi Cap 1. Sejak dulu kopi ini sudah terkenal dengan kualitas bagus. Pemilik pabrik kopi dengan merek dagang Cap 1, Yoyong Seftianto mengatakan, pabrik kopi sudah berdiri sejak tahun 1968 dan diakuinya merupakan pabrik kopi pertama di Bangka. Yoyong merupakan generasi keempat yang memegang kendali produksi.

Kopi Cap 1 tersedia dua tipe, yakni kualitas bagus dan kualitas biasa. Keduanya dengan merek dagang yang sama. Ukuran kemasannya mulai dari 1 ons, 1 setengah ons, 1 kilogram, 2 kilogram hingga 5 kilogram. Untuk kualitas bagus per ons dihargai Rp 6000, sedangkan kualitas biasa per ons Rp 3500.

“Kualitas bagus itu biji kopi yang terbaik, itu kita sortir setelah digoreng (disangrai) disitu kita tahu mana yang terbaik. Dari aromanya saja sudah bisa kita tahu. Kita jual lebih mahal, jadi ada barang ada harga,” ujar Yoyong.

Biji kopi didapatkan Yoyong dari daerah penghasil kopi, seperti Lampung, Bengkulu dan Pagar Alam. Disana kopi dibelinya dari para pengepul. Yoyong pun sangat selektif dalam memilih biji kopi, hanya biji kopi pilihan yang masuk ke pabriknya.

“Kalau kita bijinya biji pilihan, bukan cuma biji kiriman yang asal-asalan karena kita disortir dulu, misalnya dari Bengkulu, Lampung, Pagar Alam itu kan daerah penghasil kopi dari situ kita cek dulu, mana yang bagus baru kita ambil jadi kita pilih-pilih. Dari aromanya saja kita sudah tahu, kita sudah biasa ngegoreng biasa produksi sudah tahu biji ini aromanya kurang, ini rasanya kurang, jadi kita sortir benar-benar karena kami selalu menjaga kualitas,” akunya.

Proses produksinya pun sangat diperhatikan, biji kopi dari pengepul digoreng (sangrai) menggunakan alat khusus sudah turun temurun. Alatnya berbentuk bulat seperti bola besi berukuran besar yang diputar menggunakan mesin. Untuk menjaga kualitas, biji kopi disangrai menggunakan kayu bakar. Menurut Yoyon, kayu bakar membuat biji kopi lebih harum.

“Bahan baku biji kopi tidak apa-apain lagi karena sudah dipilih dari sana disini langsung kita goreng. Setelah itu baru kita ayak dan kita sortir bijinya, dipilah-pilah. Dari situ kita bagi yang kualitas bagus dan kualitas biasa. Kita pakai kayu biar aromanya lebih wangi dan dari dahulu sudah menggunakan kayu. Jadi kami tidak menggunakan tambahan apa-apa, kami hanya memilih biji kopi yang berkualitas,” jelasnya.

Menurut Yoyon, permintaan kopi di Bangka Belitung setiap tahun terus meningkat 10 hingga 15 persen. Saat ini setiap harinya pabrik Kopi Cap 1 bisa memproduksi sebanyak 800 kilogram kopi.  

“Kalau sepinya itu saat bulan puasa, bisa menurun 50 persen tapi itu hanya satu bulan saja,” katanya.

Karena sudah lama dikenal oleh masyarakat, Kopi Cap 1 sudah di pasarkan ke seluruh daerah di Bangka Belitung. Biasanya pelanggan membeli Kopi Cap 1 juga sebagai buah tangan (oleh-oleh) khas Bangka. Kalau untuk luar Bangka Belitung kopi ini sudah banyak dikirim ke berbagai daerah, seperti Jakarta, Palembang, Surabaya, Jogjakarta dan lainnya. Bahkan Kopi Cap 1 juga pernah dikirim ke luar negeri, seperti Singapura, Australia dan Cina.

“Kalangan pembelinya semua masyarakat, kita merangkul semuanya dari kalangan bawah sampai atas. Kalau masyarakat Bangka Belitung sudah terbiasa ngopi yang keras jadi kalau sudah terbiasa ngopi disini sudah tidak bisa lagi ngopi ditempat lain. Apalagi kalau kopi sachet itu orang Bangka Belitung tidak terbiasa,” katanya.

Yoyon mengatakan, tidak ada strategi khusus dalam menjalankan bisnis kopi. Rahasianya secara turun-temurun pabrik kopi tersebut tetap menjaga kualitas, baik bahan baku biji kopi hingga tahap produksi.

“Kami bisa bertahan hingga sekarang karena kita selalu menjaga kualitas mulai dari pemilihan biji kopi berkualitas, menggoreng dengan kayu bakar. Jadi dari dulu hingga sekarang kualitasnya kita jaga. Jadi pelanggan tidak kecewa dengan kami,” ujarnya. (BBR)