Bocoran Entrepreneurship Sandiaga Uno

Admin
Bocoran Entrepreneurship Sandiaga Uno
ilustrasi foto : (net/IST)

PANGKALPINANG, BABEL REVIEW – Semangat berwirausaha secara kreatif sedang menjadi tren saat ini di kalangan generasi milenial. Bahkan dengan jumlah yang sangat besar, generasi milenial kini menjadi pemeran utama dalam dunia usaha.

Revolusi digital yang semakin mewabah di penjuru dunia membuat seluruh pakem konvensional dalam dunia usaha kini semakin tak berdaya. Generasi Milenial, yang juga punya nama lain Generasi Y, adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997.

Mereka disebut milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati milenium kedua sejak teori generasi ini diembuskan pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923. Harus dipahami bahwa generasi milenial cenderung lebih efisien dalam memanfaatkan sumber daya, termasuk peluang usaha dalam genggaman teknologi informasi.

Menjamurnya usaha berbasis ekonomi kreatif, baik produk maupun jasa telah mempengaruhi dan mendorong kaum milenial terus berinovasi untuk menjawab tantangan perubahan, menawarkan berbagai solusi dari tuntutan zaman. Salah satu tokoh yang aktif menularkan wabah wirausaha atau entrepreneur kepada generasi milenial adalah Sandiaga Salahuddin Uno atau yang akrab disapa Sandi.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini kerap mengunjungi berbagai wilayah di tanah air untuk memberikan pemahaman kepada generasi milenial agar memberanikan diri merintis usaha, serta memberikan rahasia menjadi pengusaha muda sukses. Berkunjung ke Negeri Serumpun Sebalai Minggu lalu, Sandi disibukan dengan berbagai rangkaian acara.

Mulai dari dialog santai sambal ngopi, menjadi pembicara dalam digital entrepreneur, sampai bertemu emak-emak Majelis Taklim. Dalam kesempatan semua itu, Sandi selalu berdialog dan memberikan motivasi akan pentingnya menjadi seorang wirausahawan dan kemandirian ekonomi, terutama membantu masyarakat dengan membuka lapangan kerja dan membantu pemerintah menekan angka pengangguran.

Bertempat di Ballroom Gale Gale, Sandi disambut hangat seribu lebih peserta seminar entrepreneurship dengan tema ‘Generasi Milenial Bangka Belitung Jadi Pengusaha Skala Nasional’. Yang membuat peserta dari berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswa, pelaku usaha, politikus dan emak-emak semakin kagum dengan Sandi ketika memilih untuk duduk dilantai dikelilingi para peserta.

Dipandu Istri Gubernur Bangka Belitung Melati Erzaldi, Sandi memulai pembicaraan latar belakang dirinya bisa menjadi pengusaha sukses dan berpengaruh. Ia mengungkapkan, dirinya yang pernah merasakan pengalaman pahit di dunia kerja. Dia pernah menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1997.

Padahal lulusan cumlaude dari Universitas Washington George ini punya pengalaman fantastis di dunia kerja. Sandi pernah menjadi manajer investasi pada perusahaan di Singapura, lalu dia hijrah dan menduduki posisi Executive Vice President di sebuah perusahaan di Kanada. Bayangkan saja, pada usia yang masih muda sudah menduduki posisi penting di sejumlah perusahaan.

“Tapi badai krisis moneter yang terjadi pada1997-1998 mengubah segalanya, saya di-PHK. Jadilah saya berstatus pengangguran. Tapi setelah itu saya memutuskan kembali ke Indonesia dan mencari peruntungan karier di tanah air,” jelasnya. Meski punya banyak pengalaman, tapi keberuntungan belum berpihak. Bahkan dia pernah ditolak oleh 25 perusahaan saat mengajukan lamaran kerja.

Hal inilah yang kemudian membuat Sandi berpikir untuk membuka usaha sendiri yang tidak membutuhkan modal besar. Ia mulai usaha di bidang jasa konsultan keuangan dengan mendirikan PT Recapital Advisors pada tahun 1997. Awalnya ia hanya memiliki tiga orang karyawan dengan kantor berukuran 2x3 meter persegi.

Tapi, usahanya tidak berjalan mulus. Setahun kemudian, Sandi mendirikan perusahaan investasi, PT  Saratoga Investama Sedaya. Inilah awal mula kesuksesan Sandi. Seiring perjalanan waktu dan kerja kerasnya, bisnis Sandi terus berkembang hingga sukses. Saat ini, dia memiliki 50 ribu karyawan.

Baginya, perjalanan karier itulah yang membedakan dirinya sebagai seorang entrepreneur dengan orang yang hanya bisa mengeluh dengan keadaan. Dia menganjurkan agar anak muda selalu melihat peluang dan potensi yang ada dalam kondisi apapun.

Kepada para peserta, pria kelahiran Pekanbaru,28 Juni 1969 ini mengatakan bahwa wirausaha bukan sekedar ikhtiar bertahan hidup tetapi merupakan pola pikir. Terjun ke dunia usaha tidak serta merta menjadikan seorang wirausaha. Atau sebaliknya, untuk memiliki pola pikir wirausaha tidak semua orang harus terjun ke dunia bisnis.

“Wirausaha bukan profesi melainkan sebuah pola pikir yang terus menerus menghasilkan kreatifitas dan inovasi. Itulah sebabnya wirausaha tidak bisa dibatasi oleh status pekerjaan, tempat bekerja, atau bahkan posisi di tempat bekerja,” ujar Sandi. Selanjutnya adalah etos kerja dengan 4 AS. Yang dimaksud Sandi dengan 4 AS, antara lain kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas.

Dengan kerja keras seseorang dapat terus termotivasi untuk berusaha dan tak kenal menyerah. Kerja cerdas diperlukan terutama bagi milenial seperti memanfaatkan teknologi informasi agar usaha yang dilakukan berjalan dengan efektif.

Dengan kerja tuntas dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, serta kerja ikhlas membuat seorang pengusaha tak akan menggantungkan hidupnya pada keberuntungan. “Lalu ekonomi berbasis silaturahmi. Maksudnya kita bangun jaringan, kita perbanyak pertemanan untuk mendorong adanya partisipatif dan kolaboratif.

Karena bangsa kita memiliki potensi yang luar biasa, oleh karena itu Indonesia punya potensi termasuk Bangka Belitung, kita harus sama-sama mengidentifikasi potensi tersebut dan kita harus bisa melakukan terobosan inovasi entrepreneurship,” katanya. Sandi juga memaparkan keberhasilan program unggulan Oke Oce yang sudah diterapkan di DKI Jakarta.

Program yang awalnya banyak dicemooh dan dipandang sebelah mata ini, kini sudah banyak yang melihat kesuksesannya. Tercatat sudah 51.661 penduduk Jakarta sudah terdaftar sebagai anggota Oke Oce. Selain itu Oke Oce berhasil menyerap lapangan pekerjaan untuk 20 ribu lebih penduduk.

“Tak lupa jadilah seorang yang sukses dengan gaya hidup sehat salah satunya dengan berolahraga. Saya berolahraga rutin sehari 30 menit, karena didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Generasi milenial jangan loyo harus terus semangat banyak gerak banyak berusaha,” ujarnya.

Sebagai bekal generasi milenial dalam berwirausaha, Sandi berpesan agar merintis usaha dari skala kecil dan memilih jenis usaha yang memiliki resiko rendah. Untuk pelajar dan mahasiswa disarankan untuk kerja tuntas, artinya tetap memprioritaskan pendidikan agar wirausaha yang dijalankan tidak mengganggu kewajiban menuntut ilmu.   “Usaha itu juga sebaiknya dengan modal yang kecil, seperti untuk memenuhi kebutuhan seorang mahasiswa.

Paling gampamg usaha adalah mengikuti hobi, kalau hobi kita makan bisa usaha kuliner, kalau hobi jahit bisa usaha dibidang fashion, contohnya busana muslim yang sedang booming di luar negeri,” jelasnya. (BBR)


Penulis :Irwan
Editor   :Sanjay
Sumber :Babelreview