Cara Tiru Hujan Berlian di Uranus, Libatkan Botol Minuman

Admin
Cara Tiru Hujan Berlian di Uranus, Libatkan Botol Minuman

BABELREVIEW.CO.ID - Ilmuwan berusaha meniru proses hujan berlian yang diperkirakan terjadi di Planet Uranus. Simak cara pembuatannya berikut.
Para ilmuwan sebelumnya berteori bahwa tekanan dan temperatur yang sangat tinggi dapat mengubah hidrogen dan karbon menjadi berlian padat jauh di bawah permukaan planet raksasa es itu.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Science Advances pada 2022, memasukkan oksigen ke dalam campuran tersebut, dan menemukan bahwa "hujan berlian" bisa jadi lebih umum terjadi di alam semesta daripada yang sebelumnya diperkirakan.

Raksasa es seperti Neptunus dan Uranus diperkirakan merupakan model planet yang paling umum di luar Tata Surya. Artinya, hujan berlian bisa terjadi di seluruh alam semesta.

Fisikawan di laboratorium penelitian HZDR Jerman Dominik Kraus mengatakan hujan berlian di Uranus dan Neptunus sangat berbeda dengan hujan di Bumi.

Pasalnya, Bumi dan Uranus memiliki struktur planet yang sangat berbeda.

Di bawah permukaan planet-planet seperti Uranus dan Neptunus diyakini terdapat "cairan panas dan padat", berlian terbentuk dan perlahan-lahan tenggelam ke dalam inti berbatu yang berpotensi seukuran Bumi yang berjarak lebih dari 10.000 kilometer di bawahnya.

Kraus menyebut berlian yang jatuh dapat membentuk lapisan luas yang membentang "ratusan kilometer atau bahkan lebih".

Meskipun berlian-berlian ini mungkin tidak berkilau dan dipotong seperti "permata yang indah di atas cincin", ia mengatakan berlian-berlian ini terbentuk melalui gaya yang sama seperti di Bumi.

Bertujuan untuk meniru proses tersebut, tim peneliti menemukan campuran karbon, hidrogen, dan oksigen yang diperlukan dalam sumber yang sudah tersedia, yakni plastik PET, yang digunakan untuk kemasan makanan sehari-hari dan botol.

Kraus mengatakan bahwa meskipun para peneliti menggunakan plastik PET yang sangat bersih, "pada prinsipnya percobaan ini seharusnya bisa dilakukan dengan botol Coca-Cola".

Tim kemudian menyalakan laser optik bertenaga tinggi pada plastik di Laboratorium Akselerator Nasional SLAC di California.

"Kilatan sinar X yang sangat, sangat pendek dengan kecerahan yang luar biasa" memungkinkan mereka untuk menyaksikan proses pembentukan berlian nano - berlian kecil yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang - saat terbentuk, kata Kraus, dikutip dari ScienceAlert.

"Oksigen yang ada dalam jumlah besar di planet-planet tersebut benar-benar membantu menyedot atom hidrogen dari karbon, sehingga berlian-berlian itu lebih mudah terbentuk," tambahnya.

Lebih lanjut, eksperimen ini dapat memberi informasi terkait cara baru produksi berlian nano. Berlian nano sendiri memiliki berbagai aplikasi yang luas, seperti sensor medis, bedah non-invasif, dan elektronik kuantum.