Desa Bukit Layang, Menyimpan Beragam Potensi yang Siap Dikembangkan
BAKAM, BABELREVIEW.CO.ID – Desa Bukit Layang terletak di Kecamatan Bakam, Kabupaten Bangka menyimpan beragam potensi yang siap dikembangkan. Kekayaan sumber daya alam misalnya. Desa Bukit Layang memiliki hamparan perbukitan, kontur tanah yang subur dan bekas galian timah bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. Belum lagi sumber daya manusia yang memiliki produk unggulan beras kencur dan abon lele serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan berbagai unit usaha.
Desa Bukit Layang yang memiliki luas 250 ribu hektar dan penduduk 3.725 jiwa ini perkembangannya terus tumbuh berkat tangan Kepala Desa yang didukung oleh Aparatur Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Pengelola BUMDes dan masyarakat. Kepala Desa Bukit Layang Andry mengatakan bahwa Desa Bukit Layang terus tumbuh berkembang, walaupun dirinya tak puas ingin terus memajukan desa yang tentunya demi kesejahteraan masyarakat.
“Kalau visi saya tidak ribet-ribet bagaimana mensejahterakan masyarakat, melanjutkan program Pemdes yang dahulu, memberikan pelayanan yang prima, memanfaatkan sumber daya alam yang ada, memberdayakan ekonomi kerakyatan,” ungkap Andry.
Penggunaan dana desa pun diprioritaskan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat. Andry mencontohkan tahun depan Pemdes Bukit Layang berencana membangun Rumah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai wadah bagi masyarakat pelaku UMKM yang didominasi para ibu rumah tangga untuk mengambangkan produk unggulan desa. Saat ini produk unggulannya adalah beras kencur dan abon lele yang sudah resmi didaftarkan untuk mendapat label PIRT.
“Karena kami menilai pemberdayaan UMKM ini perlu wadah yang bisa menelurkan inovasi atau kreatifitas dari ibu-ibu. Produk yang sudah dikeluarkan adalah beras kencur dan abon lele, ini sudah diurus PIRT-nya,” katanya.
Tak hanya sebagai tempat produksi produk, Rumah UMKM dikatakan Andry, rencananya juga didesain sebagai tempat pemasaran, selain nantinya produk-produk tersebut juga akan dipasarkan di toko oleh-oleh yang ada di Kabupaten Bangka.
Pemdes Bukit Layang juga telah melakukan kegiatan pelatihan BUMDes atau studi banding ke BUMDes Sekar Biru dan BUMDes Bakin yang terletak di Kecamatan Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat.
“Di Desa Bakin itu kami belajar kerambah apung dan di Desa Sekar Biru kami dibagi pengalaman dengan penyuluhnya bagaimana sumber daya alam yang ramah lingkungan dan bagaimana tanaman sayur organik biar murah, bergizi dan sehat,” jelasnya.
Budidaya lainnya yang dikembangkan di Desa Bukti Layang yakni udang galah dan ketam (kepiting). Hanya saja untuk udang galah masih dalam proses pengembangan karena sempat gagal karena beberapa faktor yang kini sedang dibenahi.
“Untuk potensi kebunnya tahun depan kami memanfaatkan tanaman sorgum dan kemarin ada wacana kami akan bekerja sama dengan Alobi (Animal Lovers Bangka Island), Dinas Kehutanan, Bank Indonesia dan Angkasa Pura ingin membuat penangkaran buaya di Bukit Layang,” ujarnya.
Dikatakan Andry, Pemdes Bukit Layang juga berencana mengembangkan kawasan desa sebagai agrowisata yang bekerja sama dengan PT Timah dengan lahan yang disiapkan seluas 17 hektar. Agrowisata tersebut memiliki konsep integrasi antara perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan dan UMKM.
“Nanti juga akan dibuat spot selfie, Pokdarwisnya menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan murah biaya. Agrowisata tersebut nanti akan dikelola oleh BUMDes secara profesional. Lahan eks-tambang akan kami gunakan agar bermanfaat dengan begitu akan membangun ekonomi kerakyatan karena bisa menyerap tenaga kerja, menambah PADes (Pendapatan Asli Desa) karena BUMDes bekerjasama dengan Pemdes. Rencana kami disitu juga akan ada pusat jajanan desa selain tempat main,” jelasnya.
Agrowisata Bukti Layang nantinya juga memiliki konsep perkebunan khusus buah duku. Hal tersebut sebagai upaya mengenalkan kembali Bukit Layang yang sudah lama dikenal akan buah dukunya. Untuk perikanan akan memanfaatkan kolong-kolong untuk budidaya ikan lele dan nila menggunakan kerambah jaring apung.
“Di dalam kerambah untuk lele dan di luarnya ikan nila, karena sisa-sisa makanan lele bisa dimanfaatkan oleh nila. Jadi budidaya tidak hanya satu jenis ikan yang dipanen,” katanya.
BUMDes Bukit Layang yang dibangun sejak 2017 telah melewati berbagai proses hingga kini telah memiliki susunan pengurus yang baru, baik direktur maupun kepala unit usaha. Berbagai unit usaha BUMDes Bukit Layang yakni usaha tabung gas, sewa tenda, Berkah Mart, ATK, Sepansimas (penyediaan air bersih), toko bangunan dan BRI Link (pembayaran BPJS, pembayaran cicilan kendaraan dan lainnya).
“Sekarang dirasakan masyarakat gas itu sudah mulai teratur, antri dan tepat sasaran karena apapun itu kami selalu koordinasi dengan BUMDes dan Pemdes. Kita pecahkan apabila ada masalah, kuncinya adalah komunikasi. Profit kalau sekarang tiap bulan mereka sudah melaporkan bulanan dan karena pembagiannya pertahun kita lihat lebih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.
Andry juga mempercayakan pengelolaan agrowisata kepada BUMDes karena yakin BUMDes mampu mengembangkan potensi yang dimiliki desa demi membuka lapangan pekerjaan, membuka peluang usaha, mengembangkan ekonomi kerakyatan dan meningkatkan PADes.
“Kami selalu belajar dan mengevaluasi diri, selalu berbenah mudah-mudahan kedepan kami yakin Bukit Layang bisa eksis, maju dan bisa membuat terobosan di Kabupaten Bangka,” harapnya. (BBR)