Desa “Wisata” Perlang, Wisata Alam Hingga Wisata Budaya

BANGKA TENGAH, BABELREVIEW.CO.ID — Desa Perlang yang terletak di Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, merupakan salah satu dari sedikit desa di Babel yang di deklarasikan sebagai Desa Wisata. Hal ini tak lepas dari potensi alam yang dimiliki dan dapat dijadikan sebagai destinasi pariwisata.
Desa Wisata ini merupakan salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah dalam bidang pariwisata. Ini merupakan inovasi yang harus dimaksimalkan. Apalagi saat ini pemerintah desa memang dituntut mencari alternatif peningkatan perekonomian masyarakat setempat di tengah pandemi Covid-19 ini.
Desa Wisata memiliki peranan penting sebagai wadah langsung bagi masyarakat yang memiliki kesadaran pengelolaan potensi tempat wisata serta untuk mengoptimalkan kesiapan dan kepedulian warga Desa Wisata dalam menyikapi potensi pariwisata di tempatnya.
Berdasarkan data dari kemendesa.go.id (2020) Desa Perlang mempunyai luas wilayah 1,4431 Ha atau 26,43% dari luas Kecamatan Lubuk Besar. Desa Perlang mempunyai jumlah penduduk sebanyak 6.198 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki berjumlah 3.207 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 2.991 jiwa.
Desa Perlang berbatasan dengan laut dan sekitar kawasan hutan. Oleh karena itu, Desa Perlang memiliki sumber daya alam yang kaya dan beragam, mulai dari industri, pertanian, pertambangan, perikanan tangkap, budidaya perikanan, dan pariwisata.
Dengan kekayaan tersebut lah, pemerintah desa Perlang bersama pemuda membuat terobosan dengan fokus mengembangkan sektor pariwisata seperti Bukit Pading, Danau Pading, Air Terjun Sadap, Wisata Bahari Gusung Perlang, dan Rumah Adat Melayu.
Kepala Desa Perlang, Rusliyadi kepada Babel Review mengatakan keinginan untuk menjadikan Desa Perlang sebagai Desa Wisata telah ada sejak tahun 2017, lalu.
“ kami bersama masyarakat dan pemuda desa, sudah lama berinisiatif untuk menjadikan Desa Perlang menjadi Desa Wisata karena kami menilai desa kami memiliki potensi wisata yang sangat luar bisa,” katanya.
Meskipun panjang jalan yang harus dilalui, namun dirinya bersyukur karena masyarakat setempat sangat mendukung desa ini menjadi Desa Wisata.
“ Kami bisa melihat antusiasme masyarakat dari program atau kegiatan yang dilaksanakan masyarakat sangat antusias untuk mengikutinya termasuk saat melaksanakan gotong royong, masyarakat sangat semangat,” terangnya.
Saat ini pihaknya tengah mengupayakan peningkatan akses jalan serta fasilitas di setiap destinasi wisata yang ada.
“ alhamdulillah dengan berkembangnya pariwisata ini, berdampak sekali terjadap perkenomian masyarakat. Dimana saat ini sedikitnya ada 150 pemuda yang terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan wisata ini. Secara tidak langsung mereka juga mendapatkan penghasilan dari kunjungan wisatawan dan desa pun mendapatkan PAD lewat Bumdes,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Linau Mentari Desa Perlang Gunawan menuturkan saat ini pihaknya bersama pemuda terus membenahi sejumlah tempat wisata agar siap dikunjungi para wisatawan.
“ Alhamdulillah dengan semakin terkenalnya wisata desa perlang, memantik semangat dan kesadaran para pemuda untuk ikut serta mewujudkan desa perlang menjadi desa wisata,” katanya.
Gunawan mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyusun formula untuk membuat paket wisata All in One, dimana paket wisata tersebut menggabungkan seluruh tempat wisata yang ada di Desa Perlang.
“ alhamdullillah sekali, selain pengembangan dan peningkatan di tempat-tempat wisatanya, kita juga mempersiapkan SDM seperi pemandu wisata, home stay, dan penyelam yang sudah kompeten,” terangnya.
Salah satu anggota Pokdarwis yang mengetuai divisi Danau Pading, Sariwijaya mengatakan antusias wisatawan untuk berkunjung ke Danau Pading sangat tinggi, Bahkan berdasarkan dari pembelian tiket atau karcis parkir sedikitnya 2000 pengunjung datang setiap minggunya.
“ kami bersyukur sekali, wisata Desa Perlang diminati banyak wisatawan ini tentunya dapt meningkatkan nilai ekonomi masyarakat khususnya pemuda Desa Perlang,” ungkapnya.
BUKIT PADING
Bukit Pading merupakan salah satu wisata pendakian yang dimiliki oleh Desa Perlang. Terdapat tugu puncak yang dibangun pada tahun 1918 dan diperbaiki pada tahun 1983. Bukit Pading terletak di sebelah timur Desa Perlang yang mempunyai tinggi 699 mdpl dan panjang meliputi hampir setengah dari desa itu sendiri. Keindahan dan kelestarian alam yang dimiliki sangat beragam.
Salah satu sejarah peninggalan dari zaman Belanda, yaitu pilar atau dinamakan puncak tertinggi bukit yang ada di Bangka Belitung. Wisatawan yang ingin mendaki, harus melalui jalanan yang cukup terjal dan menguras tenaga. Namun, kerja keras para pendaki akan terbayarkan dengan melihat pemandangan luar biasa nan eksotik dari ketinggian.
Objek wisata alam itu menawarkan pengalaman memandang Danau Pading karena lokasinya yang berhadapan langsung. Gumpalan awan putih yang menyelimuti puncak Bukit Pading menjadi pemandangan tersendiri saat mengunjungi Danau Pading. Bukit Pading menjadi saksi indahnya Danau Pading.
DANAU PADING
Danau Pading terbentuk dari proses penambangan timah pada beberapa tahun yang lalu. Danau Pading menjadi destinasi wisata masyarakat setempat maupun luar daerah. Danau Pading terkenal dan viral di berbagai media sosial. Banyak pengguna media sosial yang memposting gambar dengan latar belakang air biru luas kehijauan ini.
Terlihat suasana awan yang cantik berpadu dengan perbukitan di sekitar Bukit Pading. Pada pagi hari biasanya akan turun embun yang menyejukkan suasana dan banyak terdapat spot-spot foto yang akan membuat galeri media sosial terlihat keren. Sebelum sampai di Danau Pading, wisatawan akan melewati jalan bertanah kuning/puru yang belum teraspal sejauh 150 meter.
Aktivitas yang bisa dilakukan di danau ini, yaitu berlayar perahu dayung dengan harga sewa Rp 15.000 per orang untuk mengarungi air hijau kebiruan yang luas. Tidak hanya bermain perahu air, wisatawan juga dapat melewati jembatan pendek yang terbuat dari bambu. Di tempat ini, wisatawan dapat mengabadikan momen dengan latar belakang perbukitan, air biru kehijauan, dan gumpalan awan putih dengan langit biru. Bekas galian tambang timah menciptakan pesona alam begitu eksotis. Wisatawan juga dapat melepas penat dengan bersantai dan piknik di gazebo. Tempat ibadah dan toilet umum juga lengkap tersedia secara gratis di Danau Pading.
AIR TERJUN SADAP
Destinasi wisata lainnya yang masih terhubung dengan Bukit Pading adalah Air Terjun Sadap. Airnya yang jernih ini berasal dari salah satu danau alami yang ada di puncak Bukit Pading. Air Terjun Sadap memiliki debit air besar dengan lebar 3 meter, panjang 6 meter, dan tingkat kemiringan jatuhnya air sekitar 45 derajat ke dasar kolam di bawahnya.
Wisata Air Terjun Sadap memiliki ketinggian kurang lebih 6-8 meter dengan alur bebatuan. Airnya yang jernih serta suasana alam yang hijau dan gemuruh air membuat wisatawan tergoda untuk berendam. Batu-batuan besar yang menjulang di sekitar air terjun dapat dimanfaatkan untuk bersantai. Air terjun ini sudah lama ramai dikunjungi masyarakat daerah ataupun luar daerah, terutama pada saat akhir pekan.
GUSUNG PERLANG
Tak hany itu, di Desa Perlang juga terdapat Wisata Bahari Gusung Perlang. Perlu waktu sekitar 30 menit menggunakan perahu nelayan untuk sampai ke Gusung Perlang. Jika beruntung, wisatawan dapat melihat kawanan lumba-lumba yang berenang bersama lajunya perahu nelayan.
Gusung Perlang memiliki potensi keindahan bawah laut yang mampu memanjakan para penyelam untuk menikmati surga bawah laut. Selain memiliki terumbu karang yang masih alami, tentunya terdapat banyak ikan karang yang dapat dijumpai dengan mudah oleh penyelam ataupun wisatawan yang hanya ingin bersnorkeling di permukaan air.
Bahkan, wisatawan dapat dengan mudah menjumpai ikan badut atau ikan nemo yang terkenal di sebuah film animasi. Selain keindahan bawah laut, wisatawan juga dapat bersantai di atas gusung yang merupakan daratan kecil di tengah laut dengan pasir putih yang kontras dengan birunya air laut.
RUMAH ADAT MELAYU
Selain wisata alam, Desa Perlang juga memiliki wisata budaya berupa Rumah Adat Melayu.
Salah satunya adalah rumah asli warga Melayu Bangka tempo doeloe berupa rumah panggung berdinding kayu kulit berlantai kayu. Ada dua jenis rumah adat di Desa Perlang, yaitu Melayu awal dan Melayu Bubung Panjang. Setiap arsitektur memiliki ciri khas bangunan yang berlainan.
Di Desa Perlang juga dapat disaksikan kehidupan suku asli Melayu Bangka yang hidup bertetangga dengan etnis Tionghoa dan lainnya. Meskipun demikian, masyarakatnya tetap menjunjung prinsip toleransi antar sesasama. Masyarakat Desa Perlang pun masih mempertahankan adat istiadat dan tradisinya.
Tradisi yang masih lekat dipertahankan di antaranya adalah Tradisi Nganggung Dulang pada hari-hari besar Islam seperti Nisfu Sya’ban, Hari Raya, Maulid Nabi, dan lainnya. Wisatawan yang ingin datang bersilaturahim dapat datang pada hari-hari tersebut. (BBR)