Diduga 2 Unit KIP Aktivitas Diluar Aturan, Tokoh Masyarakat Pesisir Nelayan II Angkat Bicara

Ibnuwasisto
Diduga 2 Unit KIP Aktivitas Diluar Aturan, Tokoh Masyarakat Pesisir Nelayan II Angkat Bicara
Tokoh masyarakat pesisir Lingkungan Nelayan II, Adi Nirwan saat berada dilokasi bersama perwakilan nelayan I dan II. (Foto.Ibnu)

SUNGAILIAT, BABELREVIEW.CO.ID - Aktivitas penambangan pasir timah yang dilakukan oleh kapal isap produksi (KIP) yang berada didepan bibir muara nelayan membuat resah masyarakat yang berada di Lingkungan Nelayan I dan II, khususnya bagi warga yang berprofesi sebagai nelayan.

Menurut salah satu tokoh masyarakat yang tinggal di Lingkungan Nelayan II, Adi Nirwan mengatakan bahwa aktivitas dua kapal KIP yang berada di dekat muara nelayan sangat merugikan bagi para nelayan.

"Kalau kita ukur menggunakan GPS jaraknya hanya sekitar 200 meter dari bibir muara. Dengan adanya aktivitas dua unit KIP yaitu KIP 16 dan KIP Antasena dapat mengakibatkan semakin buruknya kondisi alur muara. Setahu saya, KIP itu sudah beraktivitas di lokasi tersebut sudah dari 2 Minggu yang lalu," ujarnya, Senin (27/1/2020).

Ia menegaskan bahwa selama KIP itu melakukan aktivitas pengambilan pasir timah, belum ada tindakan dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh pihak PT. Timah maupun dari pihak pemerintah.

"Pihak masyarakat yang tinggal di Nelayan I dan II sudah merasa terganggu dengan suara bising dari KIP itu. Selain itu keberadaan KIP juga sangat mengganggu aktivitas para nelayan yang akan keluar maupun masuk ke muara nelayan. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, pasir hasil pembuangan dari KIP itu menimbulkan gundukan pasir yang bisa menyebabkan kecelakaan," kata Adi Nirwan.

Lebih lanjut dia menerangkan jika pasir hasil cucian dari produksi KIP itu merupakan salah satu penyebab dari pendangkalan alur muara nelayan. Menurutnya, aktivitas KIP harus berjarak 2 mil dari bibir pantai, tapi fakta yang terjadi di lapangan beberapa KIP hanya berjarak kurang lebih 200 meter dari bibir pantai.

"Kalau KIP itu masih saja melakukan aktivitas ditempat yang kemarin, para nelayan akan melakukan pengusiran. Karena kalau kita diamkan saja, akan mengganggu aktivitas para nelayan dan akan menambah parahnya kondisi alur muara," tuturnya.

Melihat kondisi yang seperti itu, pihaknya berharap agar PT. Timah dan pemerintah daerah untuk segera melakukan tindakan yang terbaik. Adi Nirwan menjelaskan jangan sampai para nelayan dan masyarakat mengambil sikap untuk melakukan tindakan. "Kami mengharapkan agar pihak-pihak terkait segera mengambil sikap untuk merespon keluhan para nelayan dan masyarakat ini. Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.


Penulis : Ibnu

Editor :

Sumber : Babel Review