Kelurahan Rawa Bangun Punya Sejarah Sampai Berganti Nama

Admin
Kelurahan Rawa Bangun Punya Sejarah Sampai Berganti Nama
Foto: Reni

PANGKALPINANG, BABELREVIEW – Kelurahan Rawa Bangun memiliki sejarah yang cukup  panjang, hingga berganti nama sampai saat ini. Pada tahun 1981 di Kotamadya Pangkalpinang Provinsi Sumatera Selatan mengalami perubahan berdasarkan Inpres RI    tentang penghapusan blok blok atau kepala kampung menjadi kelurahan Pada tahun 1981 tahun lalu sewaktu masih bergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan, Kelurahan Rawa Bangun sebelumnya bernama Kelurahan Pelipur, Kotamadya Pangkalpinang.

Lalu pada tahun 2000 nama Kelurahan Pelipur diubah menjadi Kelurahan Rawa Bangun Kecamatan Taman Sari Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sampai saat ini. Kelurahan Rawa Bangun ini memiliki luas wilayah 23,4 hektare dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Batin Tikal, sebelah selatan berbatasan dengan sungai Rangkui.

Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kacang Pedang, dan sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Gedung Nasional. Dengan jumlah penduduk sebanyak 3.257 jiwa, 70 % warganya mata pencaharian sebagai buruh dagang dan lain-lain, 30 % warganya sebagai pegawai tetap. Kelurahan Rawa Bangun saat ini dipimpin oleh Lurah Suriduan, sejak 24 Juni 2015. 

Kelurahan Rawa Bangun aktif dalam kegiatan gotong royong yang rutin dilaksanakan setiap jumat pagi, salah satunya untuk mengurangi dampak banjir di wilayah kelurahan itu. Karena memang Rawa Bangun ini merupakan wilayah genangan air. "Kita memang fokus pada kegiatan penanggulangan dampak banjir, disamping pelayanan lain yang ada di kelurahan kita," kata Suriduan.

Ia mengatakan, Kelurahan Rawa Bangun sudah membentuk Kampung Siaga Bencana Banjir (KSB), kendati belum begitu aktif. Mengaktifkan kegiatan siskamling, meningkatkan ritme kegiatan gotong royong dan juga mengadakan gotong royong akbar yang melibatkan lintas sektor dengan dinas terkait Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, BPBD, Damkar termasuk seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Taman Sari.

Suriduan menambahkan, Kelurahan Rawa Bangun di tahun ini mengadakan kegiatan pra  ramadhan dengan menyelenggarakan kegiatan nganggung bersama dan santunan kepada anak yatim serta ceramah agama di Masjid Haji Backrie. "Kegiatan pra ramadhan itu berjalan atas kerja sama pihak kelurahan, perangkat masjid dan para pemuka agama serta peran serta masyarakat, khususnya Kelurahan Rawa Bangun," tuturnya.

Masyarakat Rawa Bangun sendiri menyambut kegiatan pra ramadhan ini dengan sangat luar biasa. "Kegiatan ini berjalan secara  swadaya masyarakat dan memang kita pihak kelurahan tidak mengeluarkan pendanaan yang besar. Kita hanya memberikan motivasi kepada mereka sacara gotong royong, baik pelaku usaha yang memberi sumbangsih berupa dana dan lain-lain untuk membantu kegiatan tersebut,' ungkap Suriduan.

Secara keseluruhan hubungan antar masyarakat dengan pegawai Kelurahan Rawa Bangun cukup kondusif, harmonis, aman dan  terkendali. Di setiap ada masalah selalu mencari jalan keluarnya dan mencoba menyelesaikan dengan secara musyawarah.

Selain kegiatan gotong royong untuk penanggulangan bencana banjir, kelurahan Rawa Bangun saat ini sedang membuat salah satu kampung percontohan. Salah satunya gang yang ada di RT 02 dan 03 yang akan dibuat menarik sebagai contoh program dari Kotaku, seperti memberikan lukisan lukisan dan cat warna warni di gang tersebut.

"Secara tidak langsung nanti akan diikuti oleh warga yang ada gang lain di setiap RT di kelurahan Rawa Bangun," imbuhnya. Suriduan berharap, kepada masyarakat untuk bersama sama menjaga dan peduli lingkungan masing-masing. “Setiap wilayah Rawa Bangun ini memang diasumsikan rawan banjir. Dengan sering diadakannya gotong royong dan menjaga lingkungan semoga bisa mengurangi resiko banjir tersebut," tutup Suriduan.(BBR)


Penulis : Reni
Editor   :Sanjay
Sumber :Babelreview