KONI Babel Intensifkan Program BEDEPES dan Babel Juara Satu

Irwan
KONI Babel Intensifkan Program BEDEPES dan Babel Juara Satu

PANGKALPINANG, BABELREVIEW.CO.ID -- Dua tahun terakhir masa pandemi COVID-19 menjadi ujian bagi seluruh sektor, tak terkecuali olahraga.

Kondisi tersebut menurut Ketua KONI Babel, Ricky Kurniawan, menjadi tantangan bagi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) untuk memaksimalkan program olahraga prestasi di Negeri Serumpun Sebalai. 

Salah satu upaya KONI Babel untuk meningkatkan prestasi olahraga Babel adalah mulai mengintensifkan program Babel BEDEPES (Bersama Demi Prestasi) dan Babel JUARA SATU (Junior dan Remaja Bersatu Padu Meraih Prestasi) untuk tahun 2023 mendatang.

"Untuk tahun ini, kita belum berbicara banyak, masih mendata, karena di ujung tahun juga. Kita data masalah cabor kita apa saja dan akan diimplementasikan di tahun depan. Tahun ini sifatnya bantuan ke cabang olahraga mengikuti kejurda, kejurnas, dana sekretariat, musda atau rapat tahunan, dan lain-lain.  Dan Program Babel BEDEPES serta Babel JUARA SATU ini, akan kita intensifkan di tahun 2023," terangnya.

Dikatakan Ricky, Tahun 2023, KONI Babel menyiapkan diri untuk banyaknya agenda besar. Diantaranya adalah Porprov di Bangka Barat, Porwil Aceh, dan kualifikasi PON 2024.

"Masih banyak agenda lain juga, seperti Kejurda Drumband, Kejurda dan Kejurnas Panjat Tebing, Taekwondo juga. Dan khusus bela diri, untuk kualifikasi PON terfokus di Kejurnas Solo bulan Juni 2023. Kita harus menyiapkan secara maksimal atlet kita yang akan berlaga di sana," ujarnya.

Terkait anggaran, Ricky tak menampik, besaran anggaran mempengaruhi program KONI dalam pembinaan olahraga di Babel.  Pihaknya juga berusaha mencari bapak asuh untuk menopang kebutuhan anggaran tersebut. Tapi Ricky tak mau menunggu saja dan akan memaksimalkan semua sumber daya yang ada.

"Babel tidak seperti provinsi lain sudah maju olahraganya dan prestasi tidak lepas dari anggaran. Apalagi APBD kita masih defisit, tapi saya selalu mengajak, apa yang bisa perbuat dan apa yang ada. Kalau menuntut, bagaimana menuntut barangnya tidak ada, tapi kita berusaha semaksimal mungkin bekerja  demi prestasi," tegasnya.

Ke depan, KONI Babel berencana memperbanyak kompetisi level daerah karena pengikutnya yang lebih  banyak, dan efek ke masyarkat lebih tinggi. Sementara, untuk seleksi ke level nasional yang dibatasi, dengan menyiapkan atlet berpotensi menyumbang medali.

"Untuk jam terbang, kita bisa fokus perbanyak agenda di level daerah. Untuk nasional, kita tidak mau sistem kuota, kalau kita kuota 10, ternyata kita  support 4 orang. Masuk tidaknya, tergantung anda sendiri," katanya.

Untuk target prestasi sendiri, Ricky mengungkapkan bahwa sudah ada beberapa cabor yang menargetkan. Dia menegaskan, untuk 6 bulan pertama, pihaknya mendata seluruh cabor, target, kesulitan, kebutuhan, dan kekuatan anggaran. Bila data tersebut sudah dihimpun, target akan keluarkan KONI untuk tahun depan.

"Kalau untuk target peringkat, Babel di PON Papua kemarin ada di 31, nanti PON Aceh-Sumut, target kita di 20-an," imbuhnya.

Mantan atlet wushu ini pun tegas membenahi cabor, selain KONI di kabupaten/kota se-Babel yang sudah aktif. Cabor yang tidak aktif, tak akan segan dicoret. Pelaksanaan kejurdan dan kejurnas adalah wajib bagi cabor.

"Kita kejar cabor yang aktif. Ke depan kita juga sinergi dengan cabor, apa yang menjadi tanggung jawabnya," tegas Ricky.

Ricky juga merespon isu atlet yang pindah daerah. Harapannya, agar para atlet bisa menumbuhkan sikap daerah. Apalagi, dia pun berusaha agar para atlet berprestasi mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah. Salah satunya, atlet peraih medali emas pada PON nanti dijanjikan bonus Rp250 juta.

"Kita juga berusaha agar atlet berprestasi dapat dibantu, bila mau masuk TNI Polri bisa lewat jalur prestasi. Atau jadi PNS, kita coba bicarakan. Yakinlah, kalau perjuangan telah dilakukan dan berhasil, daerah tidak akan lupa," pungkasnya. (*)