Kunjungi PT BAA, DPRD Malut Kagum dengan Sistem Hilirisasi Pengolahan Sagu

BANGKA, BABELREVIEW.CO.ID - Memiliki 3 alasan penting untuk memaksimalkan potensi daerah, Sahril Taher, Wakil Ketua DPRD Maluku Utara didampingi oleh Kepala Dinas Kehutanan Maluku Utara, H M Sukur Lila, Karo Hukum Setda Maluku Utara dan bersama rombongan melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bangka Belitung khususnya di PT Bangka Asindo Agri yang terletak di Kabupaten Bangka, Kamis (8/12/2022).
Ketiga hal penting yang menjadi alasan tersebut yang pertama berkaitan dengan pembahasan Raperda mengenai lahan DAS. Diketahui jika di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mengimplementasikan perda DAS sejak tahun 2016.
Ia menilai Babel sebuah provinsi yang dikelola tambang timahnya selama sekian ratus tahun sama halnya dengan di Maluku Utara yang dikelola tambang nikelnya, di mulia tahun 2000 an sedang gencar-gencarnya investasi masuk ke Maluku Utara.
Pada akhirnya nanti, ini akan berdampak pada lingkungan seperti yang terjadi Babel. Hal itu menjadi alasan kedua pihaknya hadir di Pulau Bangka, dimana studi banding yang dilakukan untuk melihat dampak yang diakibatkan kasus pertambangan yang tidak terkendali.
"Kami sudah melihat fakta, ternyata masyarakat Babel begitu menikmati musibah akibat aktivitas tembang," tegasnya.
Dikatakannya, jika pihak pemerintah Provinsi Maluku Utara harus berbenah diri secepat mungkin di sektor lingkungan hidup agar tidak terjadi apa yang dirasakan oleh masyarakat di Babel.
Kemudian alasan ketiga ialah dirinya mendengar jika di Babel ada sebuah pabrik pengolahan sagu. Kenapa pihaknya harus melakukan kunjungan ke Babel, ternyata potensi sagu di Babel tidak begitu besar akan tetapi memiliki pabrik pengolahan sagu yang begitu luar biasa.
"Kami memilik 5 pulau besar yang menghasilkan pohon sagu sangat banyak, jika ditotalkan luasnya ribuan hektar. Atas kunjungan ini, diharapkan Kepala Dinas Kehutanan sudah memikirkan masa depan di Maluku Utara bisa hadir pabrik pengolahan sagu seperti ini," terangnya.
"Ternyata PT. BAA ini tidak hanya mengolah tepung sagu saja, saat sampai disini tepung sagu sudah diolah menjadi mie instan. Kami sangat bangga dan apresiasi kepada PT. BAA yang telah mampu mengelola potensi hasil alam. Di Maluku Utara seharusnya bisa lebih hebat dari Babel, karena kami memiliki cadangan pohon sagu yang lebih luas," harapnya.
Diakhir sesi wawancara, Sahril Taher mengungkapkan kekagumannya terhadap PT BAA atas kemampuannya mengelola potensi sagu hingga sampai memproduksi hilirisasi pengolahan sagu. Ia juga terkesan akan sistem pengolahan limbah yang dilakukan oleh pabrik, yang mana limbah cair atau padat tidak ada yang terbuang.
Lalu H M Sukur Lila Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara katakan jika pihaknya memiliki hasil hutan kayu seperti pohon sagu yang belum terkelola dengan baik, dan bahkan tidak terkelola sama sekali.
"Sehingga kunjungan kami ke PT. BAA ini telah mendapatkan pengalaman, ilmu dan informasi yang bisa diambil untuk mengembangkan potensi sagu yang ada di Maluku Utara. Kita ucapkan terimakasih kepada perusahaan yang telah menerima rombongan studi banding, kami harapkan tidak berakhir disini saja," imbuhnya.
Sementara itu Business Development PT. BAA, Harry Pujiansyah menuturkan jika sistem yang diterapkan di perusahaanya dapat di terapkan di Maluku Utara.
"Industri ini adalah industri hijau yang sangat mencintai lingkungan tidak ada limbah yang terbuang. Jika sistem industri ini diterapkan di Maluku Utara sudah bisa mengcover banyak hal dari ketahanan pangan, ketahanan daging dan ketahanan energi. Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat dan kedepannya bisa berlanjut menjadi lebih baik lagi," pungkasnya. (BBR)
Laporan: Ibnu