Marine Geopark Alor, Suguhkan Pantai Pasir 3 Warna dan Air Panas Belerang
NTT, BABELREVIEW.CO.ID -- Tim peneliti FPIK Undip, yakni Prof. Dr. Ir. Agus Hartoko. MSc, Prof. Dr. Ir. Delianis Pringgenies. MSc dan Dr. Ir. Hariyadi. MT bekerja sama dengan Tim UNTRIB Kalabahi Alor, dikoordinir oleh Rektor Bp Alfons, Dr. Jahved F Maro, Mesak Awang M.Si, dan Yupiter N Kitarake dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor bersama mengembangkan Eko-eduwisata Air Panas belerang di muara sungai Desa Tude Puntaru, Pulau Pantar, Kabupaten Alor.
Sepanjang perjalanan dari pelabuhan Kalabahi, Alor menuju pantai Desa Tude, Kecamatan Pantar Tengah, Pulau Pantar disuguhi pemandangan singkapan berbagai jenis batuan yang sangat indah sebagai penyusun dalam proses geologis pembentukan pulau di sepanjang pantai pulau Pantar.
Secara rinci dijelaskan oleh Dr. Ir. Hariyadi tentang proses tektonik subduksi, volkanik, unsur batuan laharik volkanik menyatu dengan proses subduksi tektonik, terumbukarang purba, beserta jenis-jenis mineral yang terkandung dalam batuan tersingkap jelas sepanjang pantai laut dalam yang sangat jernih.
Adapun keberadaan air panas belerang dan pasir tiga warna (coklat, hitam dan putih) di pantai Puntaru berawal dari kegiatan volkanik Gunungapi Sirung.
Pengaliran air tanah yang berhubungan dengan dapur magma memunculkan sumber air panas belerang yang tersingkap di pantai Puntaru.
Pengaliran mengakibatkan pelapukan pada batuan yang dilaluinya, sehingga memberikan warna coklat pada batuan tersebut.
Sedangkan pelapukan batuan volkanik yang berupa intrusi maupun fragmen breksi laharik akan menghasilkan material berukuran pasir yang berwarna hitam dan putih.
Oleh proses oseanografi yang berupa arus dan gelombang, maka material hasil pelapukan batuan tersebut diendapkan sebagai pasir tiga warna di pantai Puntaru Desa Tude, Kecamatan Pantar Tengah, Pulau Pantar.
Selanjutnya aliran air belerang yang menyatu di perairan pantai jernih menjadi berwarna kehijauan, dan gradasi warna biru laut. (*)
