OPINI: Relevansi Dunia Kampus dan Dunia Kerja

Penulis: Umulya Islaha (Tendik BPKKU Universitas Bangka Belitung)
BABELREVIEW.CO.ID -- Kesibukan dalam perkuliahan yang dijalankan mahasiswa memang tidak sepenuhnya menggambarkan keadaan dalam dunia kerja.
Namun proses yang dijalankan mahasiswa selama masa perkuliahan dapat membentuk karakter mahasiswa dalam menyelesaikan tanggung jawab dan studinya sampai selesai tepat waktu.
Apalagi jika selama perkuliahan mahasiswa tidak hanya menjalankan kuliah seperti biasa saja namun juga ikut dalam berbagai kegiatan serta organisasi kemahasiswaan yang ada di kampus.
Ada yang mengatakan bahwa nilai mata kuliah yang diperoleh selama menjalankan proses perkuliahan itu tidak penting untuk melamar suatu pekerjaan setelah lulus nantinya dan yang terpenting bagi fresh graduate yang ingin melamar pekerjaan adalah pengalaman dalam berorganisasi.
Mereka beranggapan bahwa nilai hanya suatu angka yang tertera pada lembar nilai saja tanpa bisa membuktikan mahasiswa tersebut dapat melaksanakan suatu pekerjaan di lapangan.
Karena alasan inilah beberapa mahasiswa ada yang cenderung lebih aktif saat berada di organisasinya dibandingkan saat berada di kelas mata perkuliahan.
Anggapan ini tentu kurang tepat jika hanya terfokus untuk mengikuti organisasi saja tanpa memperhatikan nilai dalam proses pembelajaran. Mengikuti organisasi kemahasiswaan bukan berarti melupakan segala tugas yang ada di perkuliahan.
Tetapi dengan mengikuti suatu organisasi itu dapat menambah soft skill, melatih leadership, belajar manajemen waktu, memperluas jaringan dan networking, mengasah kemampuan sosial, meningkatkan kemampuan problem solving atau manajemen konflik serta berbagai pengalaman dalam melaksanakan program kerja yang dapat menjadi bekal dan poin tambahan untuk menghadapi seleksi dalam dunia kerja.
Selain mengikuti organisasi selama perkuliahan, mahasiswa tentu harus melaksanakan kewaibannya yang paling utama yaitu mengikuti proses pembelajaran akademik dengan baik.
Adapun proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat dikatakan telah terlaksana dengan baik adalah salah satunya dengan melihat tolak ukur berdasarkan nilai yang diperoleh mahasiswa atau lebih dikenal dengan istilah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Lantas apakah nilai ini juga berpengaruh pada kelancaran dalam proses untuk melamar pekerjaan setelah lulus nantinya?. Jawabannya tentu saja akan berpengaruh karena sebagian besar perusahaan dan instansi yang melakukan open recruitment tenaga kerja baru memiliki kriteria khusus terutama dalam hal nilai.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dalam persyaratan administrasi open recruitment yang mencantumkan syarat minimal IPK dan melampirkan transkip nilai untuk melihat nilai-nilai per mata kuliah dari pelamar kerja.
Sebagai contoh sederhana dapat dilihat salah satunya yaitu pada saat proses seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang banyak sekali diminati oleh calon pelamar kerja.
Saat proses tahapan awal seleksi penerimaan CPNS tersebut tidak langsung melihat keaktifan calon pelamar pekerjaan berdasarkan sertifikat atau surat keterangan keaktifan organisasi dan surat pengalaman kerja, namun yang pertama kali dilihat adalah keselarasan persyaratan administrasi calon pelamar dengan syarat yang telah ditentukan yakni salah satunya adalah batas minimal nilai IPK pelamar.
Apabila calon pelamar tersebut memiliki segudang pengalaman kerja maupun organisasi namun jika nilai IPK nya belum memenuhi kriteria, maka otomatis calon pelamar tersebut tetap tidak akan lolos seleksi administrasinya karena tidak memenuhi persyaratan pada poin batas minimal IPK.
Untuk itulah mahasiswa perlu menekankan bahwasanya keselarasan antara nilai dan keaktifan oranisasi serta pengalaman seperti pengalaman kerja atau magang saat masih menjadi mahasiswa akan menjadi pertimbangan HRD saat menyeleksi calon pelamar kerja pada suatu instansi ataupun perusahaan dalam dunia kerja. (*)