Pj Gubernur Suganda Dinilai Bikin Gaduh, Tokoh Babel Berkumpul dan Akan Lapor ke Mendagri

Irwan
Pj Gubernur Suganda Dinilai Bikin Gaduh, Tokoh Babel Berkumpul dan Akan Lapor ke Mendagri

PANGKALPINANG, BABELREVIEW.CO.ID -- Diskusi membahas seputar gaduh yang dipicu oleh kontroversi serta kinerja Pj Gubernur Bangka Belitung, Suganda Pandapotan Pasaribu, masih terus bergulir.

Selasa (22/8/2023), bertempat di Jalan Balai, Pangkalpinang, sejumlah tokoh Babel di Jakarta yakni Emron Pangkapi, Rizani Usman dan Usmandie Andeska menggelar pertemuan dengan Forum Bangka Belitung Peduli.


Selain dihadiri tokoh Babel di Jakarta dan Forum Bangka Belitung Peduli, dialog tersebut juga dihadiri politisi senior PPP Badaruddin Usman dan politisi PDIP Prof Saparudin Masyarif.

Dalam pertemuan tersebut Forum Peduli Bangka Belitung yang diwakili Koordinator, Subri dan didampingi Zukarnaen Syamsudin, Saviat, Huzarni Rani, Antonius Uston serta Effendi, mengungkapkan ketidakhadiran Forum Bangka Belitung Peduli memenuhi audiensi dengan pimpinan DPRD Babel, Senin (21/8/2023), bukan lantaran pihaknya takut sebagaimana anggapan banyak pihak.

"Kita hanya minta ditunda dan dijadwal ulang. Audiensi ke pimpinan DPRD Babel tetap jalan. Kemarin Senin kita tunda karena ada hal teknis saja," jelas Subri.

Tokoh Babel di Jakarta, Emron Pangkapi menyatakan, aspirasi terkait evaluasi penempatan dan kinerja Pj Gubernur Bangka Belitung, Suganda Pandapotan Pasaribu yang dinilai menimbulkan kegaduhan dengan sejumlah kontroversi yang muncul, harus dilakukan secara santun dan bermartabat.

"Apa yang sudah menjadi aspirasi ini, sampaikanlah dengan santun dan bermartabat. Ini baru gerakan tingkat lokalnya, silakan sampaikan ke DPRD Babel. Nanti untuk di pusat, saya dan Prof Yusril yang akan pimpin," tegas politisi nasional ini.

Menurut Emron, sepanjang sejarah Bangka Belitung baik sebelum dan sesudah terbentuk provinsi, belum pernah terjadi konflik antara rakyat dengan kepala daerahnya.

"Orang Babel tidak pernah berkonflik dengan pemimpinnya, walau 99 persen pemimpin sebelumnya bukan orang Babel. Semua aman-aman saja. Orang Babel juga tidak pernah berkonflik hanya karena beda agama, karena sudah terbiasa hidup berdampingan dengan yang beda agama. Orang Babel pernah berkonflik dengan pemimpinnya hanya kejadian di Belitung, yang dialami oleh Bupati Urip TP Alam. Persoalannya berawal karena mulut (omongan) dan nepotisme. Nah kasusnya sekarang mirip-mirip dengan Suganda ini. Hari ini orang ribut  dengan Suganda karena omongan (mulut) dia yang kontroversi, kemudian dugaan nepotisme dengan mengangkat kakaknya sebagai stafsus," ungkap Emron.

Menurut Emron, persoalan agama dan non putra daerah sudah selesai dibicarakan, dan siapa pun boleh memimpin Babel.

"Persoalannya adalah moral dan attitude ini yang perlu dijaga. Oleh omongan, moral dan attitudenya ini yang bikin Suganda didesak mundur oleh rakyatnya sendiri. Harusnya dia instrospeksi, jangan bikin lebih parah dan jadi bom waktu," jelas Emron, dan menambahkan, selain Forum Bangka Peduli, sejumlah ormas lainnya di Babel dan  di Jakarta juga akan membuat pernyataan serupa ke Mendagri.

"Pernyataan dari ormas ini nanti Prof Yusril yang akan bawa ke Mendagri," imbuh Emron.

Di tempat yang sama, Prof  Saparudin Masyarif mengatakan secara pribadi ia juga menilai omongan Pj  Gubernur Suganda merupakan awal gaduh ini.

"Awalnya ada yang mau sogok 2 M, terus maling besar. Nah ada lagi pernyataan dia yang luput dari perhatian publik yakni dia bilang 2024 akan ada bencana politik di Bangka Belitung. Coba cari ada beritanya itu. Ini menurut saya ucapan yang sangat mengerikan," ujar pria yang akrab disapa Prof Udin ini.

Menurut Prof Udin, tipikal seperti Suganda tidak cocok menjadi pemimpin di Babel. "Secara moralitas dan attitude, ndak tepat memimpin Babel yang sangat menjunjung tinggi tradisi dan budaya melayu," ujarnya.
Tokoh Babel di Jakarta.

Rizani Usman mengatakan, gaduh soal Suganda ini baru akan selesai jika yang bersangkutan dicopot dari jabatannya. "Karena memang tak pantas orang ini memimpin Babel.  Setelah kita telusuri, dia sama sekali tak ada pengalaman memimpin. Cuma awalnya saja yakni ketika jadi sekcam di Sumsel, itu saja," ungkap Rizani.

Menurut Rizani, kontroversi yang selama ini berbuntut gaduh dan kinerja yang belum jelas hasilnya, merupakan bukti gamangnya Suganda.

"Semuanya bisa kita ukur dari ini. Dia gamang. Bikin gaduh dan memecah belah. Juga terkesan nepotisme dengan mengangkat kakaknya jadi stafsus dengan honor paling besar. Bahkan diduga ada upaya dia menyembunyikan identitas kakaknya ini dari publik dengan nama Timbul Hamposan, padahal belakangan diketahui nama itu Timbul Haposan Pasaribu," beber Rizani.

Sendada dengan Rizani, tokoh Babel Usmandie Andeska juga menilai pencopotan terhadap Suganda harus dilakukan. "Tak perlu menunggu sampai habis periode 31 Maret 2024. Enam bulan juga sudah terlalu lama," kata Andeska.

Menurutnya sejak awal pengangkatan Suganda sudah ditemukan sejumlah kejanggalan. "Kita di Jakarta sudah bergerak dari awal, tapi belum begitu direspon. Khususnya DPRD Babel, sama sekali tak ada respon. Wajar jika kita pertanyakan bagaimana sistem kontrolnya kok ndak jalan. Sekarang alhamdulillah kawan-kawan di Bangka dan Belitung sudah respon," ujarnya.

Andeska juga mengatakan dirinya sudah membuat surat terkait kegaduhan Pj Gubernur Suganda ini dan ditujukan langsung ke Presiden RI.

"Di dalam surat itu, saya juga sampaikan agar perwakilan tokoh Babel berkesempatan beraudiensi dengan Presiden," ungkap Andeska.

Politisi PPP Badaruddin Usman dalam kesempatan tersebut berharap agar masyarakat Babel bersatu dalam menyikapi kegaduhan ini.

"Baiknya kita bersatu jangan terpecah belah. Jikapun ada pihak-pihak yang kurang bersependapat dengan perjuangan ini, tolong hargai dan tak perlu dirong-rong. Gaduh ini harus segera dituntaskan," tegasnya.

Media ini berusaha mengkonfirmasi kepada Pj Gubernur Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu pada Selasa (22/8/2023) malam.
Namun hingga berita ini dinaikkan, belum mendapat respon dari Suganda Pandapotan. (*/BBR)



Editor: Ichsan Mokoginta Dasin