TEMPILANG, BABELREVIEW.CO.ID – Ribuan masyarakat dari dalam maupun luar Bangka Barat tampak antusias untuk datang menyemarakkan pesta adat festival Perang Ketupat yang kembali digelar di Pantai Pasir Kuning, Kecamatan Tempilang, Minggu (3/3/2023) siang. Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setiap bulan ruah atau Sya’ban, sebelum tiba Ramadan.
Rangkaian acara dimulai dengan Ngancak, Penimbongan dan Taber Batas kampung pada malam Nisfu Sya’ban. Sebelum perang ketupat dilakukan, sejumlah pertunjukan adat ditampilkan dimulai dari tarian selamat datang, tradisi Selawang Setuson atau Nganggung.
Penampilan dilanjutkan dengan seni pencak silat yang dilakukan dua pendekar sebelum kemudian dilanjutkan dengan tradisi Penimbongan.
Pada acara puncak, puluhan pria dan wanita yang mengenakan seragam silat hitam, berkumpul di tengah lapangan. Mereka saling rebutan ribuan ketupat, untuk saling dilemparkan kepada satu sama lain. Riuh peserta dan penonton terasa di tengah acara.
Selanjutnya perang ketupat dilakukan oleh para tamu dari kalangan pejabat dan terakhir antar masyarakat setempat.
Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, mengatakan, kegiatan ini merupakan tradisi turun menurun penduduk asli Tempilang yang diperkirakan ada sejak tahun 1.800.
“Perang ketupat tahun ini berbeda dengan tahun kemarin. Karena nuansa budaya dan kesenian, jauh lebih kental,” kata Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, Minggu (3/3/2023).
Ia menambahkan, setiap tahun perang ketupat dilaksanakan dengan tujuan menjalin silaturahmi menjelang ibadah puasa pada bulan Ramadan.
“Bagaimana orang terdahulu, melestarikan kebudayaan ini, dari sisi keagamaan dan sebagainya, mempertahankan adat istiadatnya. Tidak berpengaruh adat dari luar. Boleh kita menggunakan teknologi, tetapi tetap berpegang teguh dengan adat istiadat lokal,” katanya.
Mantan anggota DPRD Bangka Belitung ini, mengharapkan festival Perang Ketupat kedepannya selalu dapat dilestarikan kepada generasi yang akan datang.
“Kedepan kita harus benar-benar serius, terutama untuk dapat mendatangkan wisatawan bukan hanya lokal, tetapi mancanegara. Kedepan kita perkuat lagi dari pendanaan dan seni budayanya,” tutup Bong Ming Ming.