Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, memasang target untuk membuat sistem sanitasi yang layak untuk warga. Sanitasi baik akan berdampak terhadap kesehatan yang berujung pada kesejahteraan masyarakat hingga tumbuh kembang anak.
Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid mengatakan, sanitasi yang layak juga berhubungan langsung dengan potensi kehidupan yang lebih baik. Praktik sanitasi yang buruk dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular dan menghambat pertumbuhan anak.
Sehingga penting pemerintah berupaya untuk mewujudkan sanitasi yang layak. Sanitasi yang baik itu juga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan karena memiliki dampak positif yang luas.
“Ini merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan untuk mengimplementasikan strategi sanitasi pemukiman. Semua untuk mewujudkan sanitasi permukiman yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Riza Herdavid, Minggu (21/7).
Menurutnya, akses sanitasi yang layak di masyarakat saat ini sudah baik. Namun, itu saja tidak cukup jika tidak disertai dengan pemenuhan akses sanitasi yang aman. Berbagai risiko bisa terjadi, baik pada kesehatan masyarakat maupun kondisi lingkungan. Padahal, sanitasi yang aman menjadi kunci untuk mengurangi risiko tertular berbagai penyakit dan pencemaran lingkungan. Sanitasi yang aman artinya tidak menimbulkan pencemaran limbah domestik pada sumber air.
Pihaknya akan mendukung pelaksanaan program percepatan pembangunan sanitasi permukiman atau PPS yang diimplementasikan dalam program Terasi Habang. Atau akronim dari tingkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi yang harus aman, berkelanjutan dan berkembang bersama dengan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Di samping itu lanjut dia, dalam program Terasi Habang terdapat target yang telah ditetapkan, utamanya membebaskan Kabupaten Bangka Selatan dari open defecation free (ODF) alias buang air besar (BAB) sembarangan pada tahun 2029.
Kemudian, memberikan pelayanan sedot tinja secara gratis, pembangunan tangki septik dalam percepatan layanan pengelolaan air limbah domestik serta menerapkan kebijakan mamah papah alias mari menabung pakai sampah. Bahkan guna mengantisipasi masyarakat BAB sembarangan sebanyak 1.964 kakus akan dibangun.
Pembangunan kakus itu akan disebar di 35 desa dan dua kelurahan se-Bangka Selatan. Penduduk di sana hidup tersebar di tepi pantai dan pinggir sungai, kondisi itu membuat budaya BAB sembarangan masih banyak dilakukan. Masih banyak warga tak memiliki biaya maupun tidak biasa membangun kakus di rumah mereka. Padahal budaya ini menimbulkan pencemaran lingkungan dan penyakit yang sifatnya massal.
“Kita usulkan sebanyak 35 desa dan dua kelurahan. Nanti jamban itu akan kita bangun di rumah-rumah warga, jangan sampai mereka BAB sembarangan,” bebernya.
Meskipun begitu Riza Herdavid memastikan edukasi dan sosialisasi yang masif terus dilakukan. Pemerintah juga telah menjalankan program terintegrasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat. Pendekatan ini diharapkan dapat mewujudkan akses sanitasi yang aman di masyarakat.
“Upaya pengendalian terhadap persoalan ini harus dilakukan secara komprehensif dari lintas sektor,” pungkas Riza Herdavid.