Sebanyak 120 Kader Pembangunan Manusia Ikuti Pelatihan Penanganan Stunting

Irwan
Sebanyak 120 Kader Pembangunan Manusia Ikuti Pelatihan Penanganan Stunting

PANGKALPINANG, BABELREVIEW.CO.ID -- Sebanyak 120 orang Kader Pembangunan Manusia (KPM) dari Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Tengah mengikuti pelatihan penguatan kapasitas dalam penanganan konvergensi stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (21/9/2020) di Hotel Santika Pangkalpinang.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kepulauan Bangka Belitung dibuka secara langsung oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Toni Batubara, serta dihadiri juga oleh Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Yulizar Adnan juga perwakilan dari dinas terkait.

Dalam sambutannya, Toni Batubara mengatakan desa sebagai ujung tombak pembangunan memiliki peran penting untuk mendukung terciptanya pembangunan nasional yang menyeluruh.

“Undang-undang No.6 tahun 2014 memberi mandat dan peran yang lebih luas kepada pemerintah desa dalam mengelola urusan pemerintah dan pembangunan serta memberikan kewenangan yang lebih besar kepada unsur-unsur pemerintahnya. Dengan demikian, desa diharapkan menjadi suatu entitas yang berdaya dan mandiri yang pada akhirnya dapat berkontribusi dalam membangun Indonesia,” ungkap Toni.

Dirinya menuturkan proses pembangunan di Indonesia memiliki tantangan, salah satunya yakni masalah stunting.

Melalui kegiatan ini beliau berharap pelatihan penguatan kapasitas pembangunan manusia dalam penanganan konvergensi stunting di tingkat desa menciptakan sumber daya manusia yang semakin berkualitas.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemprov Babel melalui Kabid Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Yuniar Putia Rahma mengatakan, bahwa kondisi stunting di Bangka Belitung memerlukan aksi nyata yang melibatkan pemberdayaan masyarakat desa melalui Kader Pembangunan Manusia (KPM).

“Kader Pembangunan Manusia bersinergi dengan aparat desa dan tenaga kesehatan dalam mengintervensi program konvergensi stunting di tiap desa. Mereka adalah motor penggerak konvergensi stunting. Sehingga perlu dilakukan peningkatan kompetensi agar memiliki pengetahuan dini terhadap ciri-ciri stunting serta penangannannya. Selain itu, mereka juga nanti akan dibekali pengetahuan mengenai penggunaan aplikasi eHDW,” ujar Yuniar.

  • Halaman
  • 1
  • 2