BANGKA, BABELREVIEW.CO.ID – Universitas Bangka Belitung (UBB) menggelar acara “Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN)” di Balai Besar Peradaban UBB. Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada para sivitas akademika tentang bahaya narkotika, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk menjaga lingkungan kampus bebas dari ancaman tersebut.
Rektor UBB Prof. Ibrahim, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran perguruan tinggi dalam memerangi peredaran gelap narkotika. “Sebagai institusi pendidikan, UBB memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari narkoba. Sosialisasi ini merupakan salah satu langkah konkret yang kami ambil untuk melindungi para mahasiswa, dosen, dan seluruh staf UBB dari bahaya narkotika,” ujarnya, pada Rabu (23/10/24).
Prof. Ibrahim juga menambahkan bahwa universitas berkomitmen untuk mendukung penuh program pemerintah dalam pemberantasan penyalahgunaan narkotika. “Kami siap bekerja sama dengan BNN untuk terus mengadakan kegiatan edukatif dan preventif, sehingga dapat menciptakan generasi muda yang cerdas, sehat, dan berintegritas,” katanya.
Dalam acara tersebut, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Brigjen Pol. Hisar Siallagan, menjadi pemateri utama. Beliau memaparkan situasi darurat narkoba yang dihadapi Indonesia sejak 2015, sebagaimana telah diungkapkan oleh Presiden pada saat itu. Menurut Brigjen Hisar, ancaman narkoba di Indonesia sangat serius, tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga sudah merambah hingga ke pelosok desa.
“Indonesia menghadapi darurat narkoba sejak tahun 2015. Ini bukan hanya isu nasional, tapi juga tantangan global yang harus kita hadapi bersama. Tidak ada satu pun negara di dunia yang benar-benar lepas dari ancaman narkoba,” tegas Brigjen Hisar. Ia juga menyoroti data terbaru, di mana tercatat sekitar 3,3 juta orang di Indonesia terjerat peredaran gelap narkotika.
Brigjen Hisar menjelaskan bahwa peredaran narkotika semakin luas dan masuk ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk di lingkungan pendidikan. “Tidak ada tempat yang aman dari ancaman narkoba, bahkan lingkungan pesantren pun mulai terpapar. Oleh karena itu, kita harus melakukan lompatan langkah yang luar biasa untuk mengatasi hal ini,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama semua pihak dalam upaya pencegahan.
Selain pemaparan materi, acara sosialisasi ini juga diisi dengan sesi tanya jawab yang melibatkan dosen dan mahasiswa UBB. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan terkait langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan di lingkungan kampus, dan Brigjen Hisar dengan antusias memberikan penjelasan serta panduan yang jelas.
Di akhir acara, sebagai bentuk komitmen dalam pencegahan narkoba, dilakukan kegiatan tes urin yang diikuti oleh para pimpinan di UBB serta dosen dengan tugas tambahan. Tes ini merupakan langkah simbolis dan preventif untuk memastikan bahwa lingkungan UBB tetap bersih dan bebas dari penyalahgunaan narkotika.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, diharapkan seluruh civitas akademika UBB semakin memahami bahaya narkotika dan dapat berperan aktif dalam upaya pemberantasan peredaran gelap narkoba. “Mari kita bersama-sama menjadi agen perubahan, untuk masa depan yang lebih baik dan bebas narkoba,” tutup Prof. Ibrahim dalam pesannya kepada para peserta.