Triwulan III 2021, Ekonomi Bangka Belitung Tetap Tumbuh Tinggi

Irwan
Triwulan III 2021, Ekonomi Bangka Belitung Tetap Tumbuh Tinggi
Pedagang menjajakan sayuran di Pasar Pagi Pangkalpinang. Foto: Ferly Aditya/BBR

PANGKALPINANG, BABELREVIEW.CO.ID -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung merilis pertumbuhan perekonomian Bangka Belitung yang tetap tumbuh tinggi pada triwulan III 2021 meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Menurut data BPS, kinerja ekonomi Bangka Belitung tumbuh sebesar 6,11% (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan II 2021 yang tumbuh 6,88% (yoy) seiring dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir Juli 2021.

Namun demikian, membaiknya kinerja sektor eksternal sejalan dengan pemulihan ekonomi global terus mendorong peningkatan volume perdagangan global termasuk ekspor komoditas unggulan Bangka Belitung. 

Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada triwulan ini didorong oleh pertumbuhan kinerja ekspor luar negeri yang tumbuh 62,69% (yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 73,68% (yoy).

Pertumbuhan kinerja ekspor terutama ditopang oleh tetap tingginya permintaan komoditas dari negara mitra dagang utama, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Singapura.

Hal ini tercermin dari peningkatan harga logam timah pada triwulan III 2021 rata-rata sebesar 33.790 USD/MTon atau tumbuh 91,14% (yoy), sementara pada triwulan II 2021 harga rata-rata logam timah sebesar 29.076 USD/MTon atau tumbuh 97,23% (yoy).

Adapun komoditas unggulan lainnya seperti CPO dan lada juga menunjukkan tren peningkatan harga selama triwulan III 2021.

Perkembangan positif sektor eksternal juga mendorong perbaikan kinerja investasi yang tumbuh positif sebesar 3,94% (yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,36% (yoy).

Beberapa proyek infrastruktur pemerintah dan swasta sudah mulai berjalan seperti pembangunan jalan/jembatan dan pengadaan mesin perlengkapan jalur kabel listrik Sumatera-Bangka.

Konsumsi pemerintah juga tumbuh positif sebesar 0,18% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,24% (yoy), didorong oleh belanja pemerintah yang belum optimal terutama belanja K/L dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).

  • Halaman
  • 1
  • 2
  • 3